Film kartun "Jumbo" yang disutradarai oleh Ryan Adriandhy telah menjadi fenomena nasional sejak peluncurannya awal tahun ini. Animasi yang mengisahkan realita hubungan keluarga dan anak yang dikemas dengan kisah pertualangan Don dan sahabat- sahabatnya ini tidak hanya mencatatkan rekor penonton di bioskop tanah air, tetapi juga mendapatkan apresiasi internasional atas kualitas visual dan pesan moral yang disampaikan.
“Jumbo” berhasil meraih posisi ketiga film terlaris sepanjang masa di Indonesia dan menembus angka lebih dari 9 juta penonton sejak pertama kali hadir di layar kaca indonesia pada 31 maret 2025, menjadikannya film animasi Indonesia tersukses sepanjang massa.
Dilansir dari unggahan terbaru akun Instagram resmi @jumbofilm_id, film animasi "Jumbo", https://www.instagram.com/reel/DJ6L9hjv0wd/?igsh=eGd1MThoaWV2ZGFp Film “Jumbo” menempatkan posisi tiga besar film indonesia terlaris, bersanding dengan “KKN di Desa Penari (2022) dan “Agak Laen” (2024) sebagai film yang berhasil menembus angka penonton di atas 7 juta. Film “Jumbo’ juga berhasil menempatkan posisi dua besar film animasi paling banyak di tonton di indonesia setelah Si Juki The Movie: Panitia Hari Akhir dengan 642.312 penonton, disusul oleh Nussa dengan 455.777 penonton, dan Si Juki The Movie: Harta Pulau Monyet yang mencatatkan 344.658 penonton. |
Pencapaian
"Jumbo" sebagai film animasi Asia Tenggara terlaris dan film animasi
paling banyak ditonton di Indonesia menjadi indikator kuat akan adanya pasar
dan apresiasi yang besar terhadap karya animasi buatan anak bangsa.
Di balik kesuksesan komersialnya, "Jumbo" juga mendapat apresiasi atas kemampuannya menyampaikan pesan-pesan positif melalui medium hiburan. Film ini mengisahkan perjuangan Jumbo menghadapi ejekan teman-temannya dengan menunjukkan bakatnya di hadapan teman-temannya.
Dilansir dari unggahan CNN Indonesia “Review film Jumbo”, https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20250327130012-220-1213686/review-film-jumbo |
Film "Jumbo" menyajikan konsep yang dapat dinikmati oleh penonton di segala usia karena memuat pesan yang berlapis yang dapat diterima berbeda oleh anak-anak maupun orang dewasa. Film ini mengandung pesan moral yang menyampaikan nilai-nilai persahabatan, pentingnya menjadi teman yang baik, serta saling membantu. Selain itu, film ini juga menyajikan cerita petualangan yang seru dan menghibur untuk anak-anak. Bagi penonton dewasa, film ini menghadirkan nuansa nostalgia melalui alur cerita yang menyentuh hati dan mengandung dinamika psikologis yang mendalam pada setiap karakternya.
Berbeda dengan film "Si Juki The Movie: Panitia Hari Akhir" yang mengandung pesan pentingnya kejujuran dalam persahabatan, film "Jumbo" menyampaikan nilai-nilai tentang pentingnya persahabatan, keberanian, dan membantu sesama melalui cerita petualangan yang hangat dan penuh makna. Kedua film ini memiliki pesan moral yang kuat namun berbeda dalam penekanannya. Meskipun demikian, keduanya sama-sama berhasil memikat hati penonton.
Film ini mengangkat isu perundungan melalui interaksi antara Don dan Atta. Perundungan tidak terjadi tanpa sebab, dimana anak pelaku pun seringkali merupakan korban dari situasi lain, seperti pola asuh keras atau lingkungan negatif. Yang menarik perhatian, meskipun Don menjadi korban perundungan, ia tetap digambarkan sebagai anak yang ceria dan percaya diri berkat dukungan emosional dari lingkungan sekitarnya. Hal ini menunjukkan bahwa dukungan sosial dapat menjadi pelindung penting bagi anak yang rentan.
Film ini juga menekankan pentingnya memperkuat lingkungan yang suportif, seperti membangun kelekatan emosional yang kuat dengan orang tua, menciptakan suasana sekolah yang aman, dan mendapatkan dukungan dari masyarakat.
Penulis : Nasywa Sherina Anwar
Editor : Ardhena Vareldio Pratama Hadianto
NB* BERITA INI SEBAGAI PRAKTIK MATA KULIAH JURNALISTIK ONLINE
Comments
Post a Comment